Tumadir binti Amru bin al-Harth bin al-Sharid al-Sulamiyah atau dikenal luas dengan nama al-Khansa (dari bahasa Arab yang berarti ‘kijang’) adalah penyair Arab abad ketujuh. Al-Khansa lahir dan besar di wilayah Najd (wilayah tengah dari Arab Saudi saat ini). Awalnya ia bersebrangan dengan Nabi Muhammad tetapi kemudian memeluk Islam.
Pada masanya, penyair wanita hanya menyairkan elegi tentang kematian dan melantunkan untuk suku dihadapan khalayak umum. Al-Khansa mendapatkan ketenaran dan pengakuan dari khalayak umum dengan elegi untuk saudara laki-lakinya, Sakhr dan Muawiyah yang tewas dalam pertempuran. Ia dikenal sebagai penyair wanita terbaik dalam literatur sastra Arab.
Al-Khansa terlahir dalam keluarga kaya di Najd pada tahun 575. Pada tahun 612, saudara laki-lakinya terbunuh oleh anggota suku lain. Al-Khansa memaksa saudara laki-laki lainnya, Sakhr, menuntut balas atas kematian Muawiyah. Sakhr terluka dalam upaya balas dendam dan tewas karena lukannya setahun kemudian. Al-Khansa berkabung dengan kematian saudaranya dengan menuliskan syair dan memperoleh ketenaran untuk syair elegi kematian untuk saudaranya.
Ia bertemu dengan Nabi Muhammad pada tahun 629 dan memeluk Islam. Nabi Muhammad sangat terkesan dengan syair dari Al-Khansa.
Al-Khansa memiliki empat orang anak: Yazīd, Muʿāwiyah, ʿAmr, dan ʿAmrah, semuanya memeluk Islam. Ia memperoleh pengakuan ketika ia bersama keempat anaknya bertempur pada pertempuran qadisiyah dimana keempat anaknya tewas dalam pertempuran.
Ketika ia mendapatkan berita keempat anaknya tewas, orang lain menduga ia akan bersedih, tetapi ia mengatakan, “Segala puji bagi Allah yang memberikanku kehormatan dengan kesyahidan anakku. Dan Aku berharap Tuhanku akan mempertemukanku kembali dengan anakku di surga dengan Rahmat-Nya.
Begitulah kisah dari seorang Al-Khansa.